Begitu juga saat penutupan nanti yang dilaksanakan di Pondok Pesanteren (Ponpes) Al Khananiyah, Jakarta. Bahkan, inisiator Gerakan Nusantara Mengaji, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin akan melakukan teleconference dengan para menteri dan pimpinan daerah yang turut meramaikan gerakan ini.
"Pihak TVRI telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan siaran langsung pembukaan dan penutupan Nusantara Mengaji. Dalam live tersebut," kata Cak Imim dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Jakarta.
Cak Imin mengaku bersyukur gerakan ini mendapat respon luar biasa dari masyarakat dan pimpinan daerah di seluruh Indonesia. Tak sedikit pimpinan daerah yang memanfaatkan Nusantara Mengaji untuk mengajak masyarakat guna mengingatkan putra-putri mereka tentang pentingnya mengaji.
"Kepala daerah tidak ragu-ragu terlibat secara aktif mendengungkan gerakan ini sampai ke tingkat-tingkat terendah. Tujuannya hanya ingin kembali membudayakan kegiatan mengaji yang saat ini telah menghilang," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa Nusantara Mengaji ini bukanlah gerakan sesaat ataupun politis. Gerakan ini diinisiasinya murni ingin mengembalikan spirit budaya mengaji.
"Tentu kita semua rindu melihat anak-anak kita pergi mengaji, putra-putri kita menenteng kitab suci masuk ke langgar ataupun musholah. Itu semua kan telah hilang dari pandangan kita. Anak-anak sekarang lebih asik main games saat adzan berkumandang," tuturnya.
Secara terpisah, Sekretaris Kornas Nusantara Mengaji, M Hasanuddin Wahid menegaskan, Nusantara Mengaji sesungguhnya telah dijadikan katalisator oleh masyarakat untuk mengenang kembali masa lalu.
"Mereka rindu melihat kembali anak-anak kecil dan usia remaja berlari-lari menuju masjid, mushola dan tempat-tempat pengajian lainnya. Suara-suara orang mengaji juga terdengar dari balik tembok rumah warga. Saat ini suara indah itu telah hilang," katanya.
[wid]