Namun menurutnya, buruh juga harus memperhatikan isu kota yang layak dan membawa tuntutan itu kepada pemerintah.
"Kota harus berpihak pada pekerja, karena pekerja adalah mayoritas penduduk kota," tegas pengamat perkotaan itu dalam siaran persnya, Senin (2/5).
Menurut Marco, tuntutan itu adalah dengan menyuarakan tuntutan meminta angkutan umum dan hunian yang lebih baik.
"Angkutan umum yang baik dapat mengurangi beban hidup dan hunian layak termasuk mudah menjangkau fasilitas dan sarana perkotaan sehingga meningkatkan kualitas hidup," kata Marco.
Marco mengatakan, kota berbasis mobil pribadi jelas tidak berpihak pada pekerja. Kota yang baik adalah yang berbasis angkutan umum yang juga baik.
Kota dengan fasilitas-fasilitas yang tidak terjangkau oleh kaum pekerja pada umumnya jelas tidak berpihak pada pekerja.
"Reklamasi yang mengambil ruang bersama laut, menjadi tanah pribadi hanya untuk segelitir orang juga tidak berpihak pada pekerja," ungkap Marco.
Marco menegaskan, yang terjadi saat ini, kota tidak berpihak pada pekerja. Ongkos transportasi sangat tinggi dan tidak wajar.
"Para pekerja menghabiskan 20-35 persen untuk mobilitas yanga baik, air bersih terpipa baru menjangkau 60 persen penduduk jelas tidak mencukupi," tambahya.
Marco menambahkan, terciptanya kota yang layak bagi pekerja akan dengan sendirinya memudahkan hidup pekerja.
"Ini secara otomatis dapat menurunkan beban hidup sehingga lebih bisa menabung," katanya.
Sebagai bakal calon gubernur Jakarta, Marco menyatakan akan mengedepankan beberapa hal terutama kota yang layak bagi pekerja. Perumahan yang layak dan dekat dengan fasilitas serta pelayanan kota adalah kunci. Selain itu, model outsourcing akan dibatasi dan mendukung unit kreatif masyarakat agar berkembang secara baik
"Mendukung pekerja di sektor informal dengan menyerap lapangan pekerjaan di luar industri." tambahnya.
Menurut Marco, Jakarta harus memberdayakan ruang yang ada, menawarkan ruang kreatif untuk menampung kaum muda dan memanfaatkan secara baik potensi yang ada.
[ald]
BERITA TERKAIT: