Beberapa hari lalu, beredar luas kabar antara lain melalui jaringan WhatsApp, bahwa koran
Suara Karya (
SK) akan tutup. Informasi ini beredar tanpa jelas sumber pertamanya. Disebutkan bahwa mulai Senin 2 Mei 2016, media yang dekat dengan Partai Golkar itu akan berhenti terbit
Lalu mengungkapkan, rapat internal
SK memang membahas soal pendapatan perusahaan yang terus menurun. Tentunya, sambung Lalu, pihak perusahaan menyiapkan beberapa langkah untuk menyelamatkan nasib karyawan.
"Bahwa kita rapat evaluasi pendapatan Januari-April (kwartal pertama), iya. Dan hasilnya memang jeblok yang membuat perusahaan kesulitan membayar kewajiban. Sampai harus cicil gaji. Kalau terus menerus berdarahnya kan harus diantisipasi. Karenanya kita bahas berbagai alternatif yang nanti dibawa ke pimpinan. Salah satunya adalah ada aspirasi terbit dihentikan. Sekarang
SK terbit," ujar Lalu dalam siaran persnya.
Lalu tidak membantah bahwa bisnis media cetak sekarang mengalami kelesuan. Bahkan, diakui Lalu, subsidi juga tak mampu menahan gelombang krisis
"Memang bisnis media cetak lagi bagus? Kan biasa saja bisnis koran berdarah-darah. Dan mau sampai kapan juga harus disubsidi terus. Karenanya dibahas alternatifnya. Dan koran itu kan produk manusia di dalamnya. Kalau sampai jeblok, ya sumber daya manusianya termasuk saya sebagai pimpinan mesti intropeksi dan evaluasi diri," tutur Lalu.
Lalu kemudian mengimbau agar penyebar informasi rapat di internal
SK juga dapat mengevaluasi diri agar perusahaan terus hidup.
"Jadi yang menyebar informasi rapat internal itu juga harus evaluasi dan intropeksi diri. Kalau cuma harap hak saja, sementara kewajiban yang diberikan tidak maksimal dan tidak laku dijual, ya wajarlah pendapatan
SK jeblok seperti ini," pungkas Lalu.
[ald]
BERITA TERKAIT: