
Indikasi penyelewengan dalam proyek aspirasi green belt di pesisir pantai selatan Kebumen, Jawa Tengah, semakin kuat. Proyek penghijauan yang diharapkan dapat menjadikan gumuk pasir menjadi sabuk hijau untuk mitigasi tsunami dibiarkan mati.
‎"Patut diduga kuat proyek ini jadi bancakan salah satu anggota dewan," ujar ‎‎Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), Sugiyanto, kepada
Kantor Berita Politik RMOL‎, Selasa (5/4).
‎Sugiyanto mendapat pengaduan dari masyarakat mengenai dugaan awal terjadinya penyelewengan proyek yang dibiayai anggaran APBN sebesar Rp 744 juta itu. Disebut-sebut proyek ini jadi bancakan salah satu anggota Komisi IV DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah VII.
‎"‎Penunjukan tender diduga sarat KKN. Pengadaan puluhan ribu batang bibit menurut informasi yang saya terima, patut diduga dilakukan adik anggota dewan tersebut," ungkap Sgy, demikian Sugiyanto biasa disapa.
‎Dijelaskan Sgy, dalam kegiatan penghijauan yang disebut sebagai proyek aspirasi tersebut, pengadaan bibit cemara laut sebanyak 25.892 batang, tanaman pandan 2.547 batang dan bibit tanaman sukun 447 batang dengan nilai pengadaan sekitar Rp 285 juta. P‎royek pemerintah pusat ini dikerjakan melalui kegiatan Direktorat Pesisir dan Lautan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (Ditjen KP3K), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)‎.‎‎
‎Dari informasi yang dihimpun di Dusun Malang, Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan, ribuan bibit yang ditanam mati dibiarkan tak terurus. Bahkan tidak sedikit bibit tanaman yang ditanam sudah hilang dan tinggal tersisa bambu penyangganya.
‎Padahal, selain untuk pengadaan bibit juga ada anggaran penyapihan, penataan areal hingga penanaman.‎ Tak hanya itu, pasca penanaman juga dianggarkan biaya pemeliharaan mulai dari pupuk, bibit penyulaman dengan nilai lebih dari Rp 160 juta.
"Tapi di lapangan, bibit yang ditanam tidak dirawat. Kita akan lakukan investigasi lebih dalam terkait informasi yang kami terima, sehingga bisa melakukan langkah-langkah yang lebih kongkret kedepannya," tukasnya.‎
[dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: