Diskusi itu dihadiri bersama para tokoh aktivis, ormas dan lembaga swadaya masyarakat di Jakarta. Narasumber di antaranya pengamat kebijakan publik Amir Hamzah, Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) DKI Jakarta Zaenal Mussafa, serta akademisi Prof Husni Umar.
Dalam kesempatan itu, Zaenal Musafa mengatakan bahwa FKPT DKI Jakarta telah melakukan penelitian mengenai pandangan generasi muda tentang terorisme. Hasilnya, 1 persen dari anak muda di Jakarta berpotensi mengikuti paham radikal, sedangkan 17 persen anak muda setuju ISIS.
"Fenomena tersebut tentunya sangat berbahaya," ujarnya.
Zaenal juga memaparkan, FKPT DKI Jakarta telah melakukan sosialisasi pencegahan di 108 sekolah. Hal ini dilakukan agar bisa mengantisipasi merebaknya ajaran radikal yang bisa mengganggu keamanan dan kenyaman Ibukota Jakarta.
Sementara itu, Prof Husni Umar mengatakan, salah satu pemicu terjadinya radikalisme yang berujung memunculkan terorisme, adalah pembangunan yang tidak berpihak kepada rakyat jelata.
Ketimpangan pembangunan, sambung Husni, membuahkan ketidakadilan yang berimplikasi pada adanya kekecewaan dan diwujudkan dalam bentuk terorisme.
Hal senada juga diungkapkan oleh, Amir Hamzah. Menurutnya, setiap penggantian rezim selalu ada konglomerat yang mempengaruhi kebijakan rezim berkuasa. Misalnya, rezim saat ini yang dipengaruhi oleh konglomerat masa lalu.
"Inilah yang mengakibatkan kebijakan rezim itu tidak bisa lepas dari kepentingan konglomerat. Dampaknya, kepentingan rakyat pun terabaikan. Akibatnya, menimbulkan ketidakadilan," tandas Amir.
Terkait dengan adanya ajaran menyimpang, tegas Amir, Pancasila harus benar-benar dijaga untuk mengantisipasi ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Selain itu, Ketua FKDM DKI Jakarta M Rico Sinaga juga turut menyampaikan pendapat bahwa diskusi ini sebagai ajang mengkolaborasikan ide antisipasi ajaran menyimpang.
"Ajaran menyimpang merupakan tindakan kejahatan yang harus dilawan. FKDM bersama seluruh komponen akan jadi garda terdepan untuk deteksi dini dan antisipasi dini ajaran yang menyimpang dan meresahkan masyarakat Jakarta," pungkas dia.
[rus]