Alhasil, warga setempat menemukan kepala manusia pada Kamis (24/12) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Diduga kuat jasad kepala itu merupakan korban longsor yang terjadi pada Rabu malam (3/12) lalu.
Penemuan kepala manusia yang diduga berjenis kelamin perempuan itu dibenarkan Camat Napal Putih, M Sabi'i.
Ia menuturkan, sore itu sejumlah keluarga korban tengah menggali batu yang jaraknya tak jauh dari timbunan tanah longsor. Tiba-tiba warga melihat kepala manusia yang posisinya terjepit batu dan timbunan tanah.
Saat itu pula keluarga korban langsung menghubungi warga Lebong Tandai untuk dilakukan penggalian.
"Hasilnya ternyata benar, saat digali jasad tersebut sudah dalam kondisi cacat. Dari jasad itu hanya meyisakan daging dari kepala hingga pinggang. Pinggul dan kaki sudah jadi tengkorak," kata Sabi'i seperti dikutip dari
RMOLBengkulu.Com (Sabtu, 26/12).
Selanjutnya ia berkoordinasi dengan pihak keluarga korban di Kabupaten Lebong dan pihak DVI Polda Bengkulu untuk dilakukan identifikasi. Hanya saja pihak keluarga korban dari Lebong, meminta agar jasad tersebut langsung dibawa pulang ke daerahnya.
Sabi'i menambahkan. pencarian jasad korban longsor masih tetap dilakukan meskipun hanya menggunakan alat manual.
"Untuk lokasi tambang memang sudah ditutup. Kecuali bagi warga yang sedang melakukan pencarian, masih diperkenankan. Untuk saat ini pencarian masih di bawah kendali kami," tutup Camat.
Kejadian longsor di tambang emas tradisional itu terjadi pada Rabu malam (3/12) lalu. Tiga dari 18 orang korban longsor ditemukan sudah tidak bernyawa. Seorang korban ditemukan selamat namun mengalami patah kaki.
Dari data resmi yang diekspose BPBD Kabupaten Bengkulu Utara, 18 korban longsor tersebut merupakan warga pendatang asal Kabupaten Lebong alias bukan penduduk asli dari Kabupaten Bengkulu Utara.
[wid]
BERITA TERKAIT: