Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, puncak bencana hidrometeorologi tersebut diperkirakan terjadi bulan Januari hingga Februari. Wilayah yang paling berpotensi terjadinya banjir, longsor dan puting beliung antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Bencana hidrometeorologi itu terjadi karena adanya fenomena La Nina atau curah hujan sangat tinggi yang diprediksi bakal menguat di pertengahan 2016. Sehingga tak dielakkan pada pertengahan 2016 itu bencana banjir, longsor dan puting beliung itu akan semakin meningkat," ujarnya kepada redaksi di Jakarta, Sabtu (19/12).
Sutopo membeberkan, sebanyak 315 kabupaten/kota di Indonesia berada di daerah bahaya sedang-tinggi banjir. Jumlah penduduk yang terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir sebanyak 63,7 juta jiwa. Sedangkan, 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor dengan jumlah penduduk terpapar 40,9 juta jiwa.
Potensi kebakaran lahan dan hutan pada 2016 juga masih tinggi di beberapa wilayah khususnya di Sumatera dan Kalimantan meski dengan skala yang lebih kecil dibanding tahun ini.
"Di banding 2015, 2016 nanti jumlah hotspot akan jauh berkurang. Artinya masih ada hotspot hasil pembakaran selama Juni-Oktober dengan puncak hotspot September sampai Oktober," jelas Sutopo.
BNPB memprediksi bahwa bencana asap 2015 peluangnya lebih kecil kembali terjadi pada 2016. Terlebih di tahun itu, ada indikasi La Nina sehingga kemarau tidak akan seekstrim 2015.
"Kekeringan selama 2016 tidak separah musim kemarau 2015. Pada 2016, puncak musim kemarau berlangsung pada September hingga Oktober," bebernya.
Ditambahkan Sutopo, alokasi anggaran penanganan bencana pada 2016 sama dengan yang dialokasi di tahun 2015 yakni Rp 1,5 triliun. Selain itu, pemerintah menyiapkan anggaran cadangan penanggulangan bencana sebesar Rp 4 triliun, di mana Rp 2,5 triliun digunakan untuk penanganan darurat yaitu dana on call untuk keadaan darurat. Sedangkan Rp 1,5 triliun untuk penanganan pasca bencana atau rehabilitasi rekonstruksi.
[wah]
BERITA TERKAIT: