Mantan Bupati Cirebon Tutup Usia

Rencananya, jenazah Dedi akan dikebumikan di kampungnya di Cilimus, Kabupaten Kuningan.

"Rencana besok pagi (hari ini) jam 8 disholatkan di mesjid mbah kuwu talun kemudian jam 9 dibawa ke pemakaman Cilimus samping ibunda bapak," tutur menantu Dedi Supardi, Eqi Bahtiar melalui pesan singkat kepada Kantor Berita Politik RMOL, tadi malam.

Hingga pukul 22.13, rumah duka dipenuhi para pelayat, dari masyarakat, pejabat, maupun mantan pejabat setempat.

Menurut Eqi, tadi malam yang sudah hadir wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar, Wakil Bupati Kuningan, mantan Walikota Cirebon Subardi, mantan Wakapolri Yusuf Manggabarani.

Dedi meninggalkan seorang istri, Raden Sri Heviyana, dan empat anak, masing-masing Dea Angkasa Putri, Debby Rattania, Andi Yusuf, dan Andi Arman Maulana.
Semasa hidup, Dedi menjabat sebagai Bupati Cirebon selama dua periode sejak 2003 hingga 2013. Dalam buku biografinya, bertajuk

"Satu dekade kang Dedi bersama rakyat Cirebon," Dedi mengakui dirinya bukanlah berasal dari keluarga berada.

Dibesarkan dengan perjuangan seorang ibu tunggal, Dedi berusaha keras memperbaiki hidupnya. Dalam perjalanan karirnya sebelum menjadi bupati, dia pernah menjadi tenaga penyuluh lapangan di Bandung, sebelum kemudian menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Selanjutnya, dia berturut-turut meniti karir kepegawaiannya yang dimulai sebagai Kepala Sub Tata Usaha pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Kepala Seksi Monitoring dan Laporan, maupun Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon.

Sebelum menjabat Bupati Cirebon pertama kalinya pada 2003, Dedi pun sempat ‘mencicipi’ kursi Wakil Bupati Cirebon bersama Bupati Cirebon kala itu, Sutisna. Dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai kendaraan politiknya, Dedi mulus menjadi Bupati Cirebon selama dua periode.[wid]