Kemudian ada yang sifatnya kebocoran non teknis, yaitu kebocoran administrasi atau komersil. Pakar air dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali menjelaskan, kebocoran non teknis ini terjadi akibat pencurian air, aksi preman ataupun mafia yang sebetulnya di luar kendali operator.
"Disinilah seharusnya pemerintah kota Jakarta ikut campur membantu menertibkan kebocoran," terang Firman saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/4).
Hal ini dikatakan Firman menanggapi sikap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belum lama ini yang mempersalahkan Palyja atas kebocoran pipa air di ibukota.
Firman menegaskan, kebocoran air akan terus terjadi jika Pemda setempat tidak campur tangan ataupun melaksanakan
law forcement.
"Ini yang selama ini saya sayangkan, mau diganti siapapun operatornya kalau kemudian pemerintah DKI Jakarta tidak campur tangan ya hasilnya sama seperti dulu," kritiknya.
"Makanya Ahok harus memahami ini, jangan dia cuma dengar satu pihak, dengar anak buahnya saja, jangan asal jeplak," imbuh Firdaus yang pendiri sekaligus Ketua Indonesia Water Institute (IWI).
[wid]
BERITA TERKAIT: