"Stok gabah kosong. Hanya untuk mencukupi kebutuhan lokal saja tidak cukup," jelas pengusaha beras di Wangon, H Muslihudin, Kamis (19/2).
Muslihudin mengatakan harga beras medium di tingkat pengecer lokal saat ini sudah menembus antara Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu. Sedangkan dari usaha penggilingan, beras dihargai paling rendah Rp 9.500 per kilogram.
"Ini untuk beras medium jenis IR. Kalau untuk premium semi organik dan organik malah lebih mahal lagi," ungkapnya.
Kalangan pengusaha Banyumas kesulitan untuk mendapatkan gabah. Sebab di wilayah setempat panen raya baru akan dimulai pada Maret mendatang. Itu pun baru sebagian lahan. Diprediksi stok gabah baru akan stabil pada akhir Maret 2015.
Tingginya harga beras ini sebenarnya sangat menguntungkan bagi pengusaha. Sayangnya, stok gabah lokal tidak mencukupi kebutuhan pasar.
"Sama saja, akhirnya kami juga membeli beras di rekan-rekan yang punya penggilingan padi yang ada di desa-desa sekitar Banyumas. Harganya sudah tinggi," jelasnya.
Pembelian beras ke desa-desa ini, menurut Muslihudin, membuat biaya operasional menjadi tinggi. Sebab jumlah beras yang didapat sangat minim sehingga keuntungan pun tipis.
"Ndak apa-apa, yang penting kebutuhan beras lokal tidak sampai telat. Langganan bisa bubar kalau tidak dikirimi beras,†ujarnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: