"Desa tempat tinggal mereka yang pulang berada di luar radius lima kilometer dari kawah Gunung Sinabung sehingga berada di zona aman," kata Ketua Media Center Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung di Kabanjahe, Jhonson Tarigan , seperti dikutip dari
Antaranews, Kamis (27/2).
Jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung pada Rabu (26/2), menurut dia, tercatat sebanyak 15.950 jiwa atau 5.003 kepala keluarga (KK). Mereka terdiri dari 6.021 orang laki-laki, 6.228 orang perempuan, 1.402 orang lanjut usia (lansia), 147 ibu hamil dan 995 bayi.
"Setiap harinya lebih kurang 100 orang pengungsi pulang ke rumah mereka yang berada di zona aman dan tidak berbahaya akibat erupsi Gunung Sinabung," ucap Jhonson.
Mengenai logistik dan makanan untuk para pengungsi yang pulang ke rumah itu, Johnson mengatakan mereka mendapat bantuan beras dan uang setiap kepala keluarga selama 30 hari. Pemerintah tetap memperhatikan makanan bagi pengungsi yang pulang ke desa dan menempati rumah mereka kembali.
Tercatat 16 desa yang telah dihuni kembali oleh pengungsi erupsi Sinabung, beberapa diantaranya Desa Batu Karang 4.954 jiwa (1.452 KK), Desa Rimo Kayu 657 orang (196 KK), Desa Cimbang 234 orang (68 KK) dan Desa Ujung Payung 311 orang (93 KK).
Selain itu, Desa Kutambelin 990 jiwa (265 KK), Desa Gung Pinto 551 orang (146 KK), Desa Naman 1.533 orang (424 KK), Desa Sukandebi 902 orang (259 KK) yang berada di Kecamatan Namantran.
Desa Tiga Pancur 918 orang (256 KK), Desa Tiganderket 1.779 jiwa (505 KK), Desa Tanjung Morawa 1.201 jiwa (338 KK), Desa Payung 1.788 orang (538 KK), Desa Jeraya 551 orang (146 KK) dan Desa Pintu Mbesi 242 orang (65 KK).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level Siaga menjadi Awas terhitung mulai Minggu (24/11/2013) sekitar pukul 10.00 WIB.
[wid]
BERITA TERKAIT: