Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, selaku pembina Forkominda menyatakan bahwa langkah pencegahan gangguan keamanan harus dengan cepat terkoneksi ke semua jajaran instansi terkait. "Dengan sistem online ini, kita akan mengetahui gejala di lingkungan masyarakat bila sewaktu-waktu terjadi gangguan keamanan," ujar Gubernur Ahmad Heryawan, usai membuka Rakor Forkominda Jabar, di Bandung, Rabu (23/10).
Dalam proses pengumpulan informasi, nanti akan secara online dipegang user di daerah bila terjadi gangguan keamanan. "Nanti usernya itu Kapolres, Dandim serta Bupati Walikota. Untuk di tingkat Jabar akan langsung dipegang oleh Kapolda, Pangdam dan Gubernur selaku penanggung jawabnya," ujar Heryawan.
Teknologi informasi yang akan digunakan yakni, melalui teknologi informasi aplikasi di Android dan Blackberry. "Diharapkan dengan aplikasi teknologi pengumpulan informasi yang cepat serta terarah ini, akan mencegah terjadinya hal-hal yang mengganggu ketentraman warga Jawa Barat," papar Aher.
Pemprov Jabar sendiri mengeluarkan anggaran untuk aplikasi teknologi ini sebesar Rp 2,5 miliar. "Sekitar Rp 1,3 M untuk perangkat alatnya, dimana sisanya merupakan dana operasional untuk Forkominda. Karena dana intelijennya sendiri sudah ada di masing-masing instansi, pemprov sifatnya membackup saja," tandas politikus PKS ini.
Saat ditanya situasi secara umum di Jabar saat ini, Aher menyatakan bahwa gangguan yang terjadi lebih kepada aksi unjuk rasa buruh, aksi unjuk rasa masalah sengketa lahan, kenakalan remaja, geng motor serta aksi unjuk rasa mahasiswa.
"Belum ada yang menonjol, dan insya Allah tidak akan terjadi kekerasan di Jabar. Dalam setiap tugas pengamanan saya sudah ingatkan ke jajaran TNI dan Polri agar menghindari adanya benturan dengan masyarakat, kita upayakan cara persuasif," terangnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: