"Karena tanpa adanya peran serta masyarakat untuk bersama-sama pemerintah dalam menjaga sungai dari berbagai macam persoalannya, terutama dari pencemaran, maka sangat sulit membuat sungai jadi bersih," kata Direktur Penata Gunaan, Dirjen SDA, Kementerian PU, Arie setyadi Moerwanto di sela-sela acara Malam Apresiasi Bersama Menjaga Sungai di Bandung, kemarin malam (Sabtu, 19/10).
Arie Setyadi mengambil contoh Sungai Citarum, Jawa Barat. Pembersihan Citarum tidak bisa instan. Apalagi luas Citarum yang merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat karena melintasi 13 kabupaten dan kota. Sehingga dalam penanganannya perlu keterlibatan pemerintah daerah di masing-masing wilayah.
Menurutnya, beberapa upaya pembersihan Citarum sudah dilakukan saat ini. Salah satunya seperti di wilayah Kabupaten Bandung dengan cara pengerukan. Namun upaya normalisasi Citarum dengan pengerukan bukan tanpa kendala. Sebab pihaknya kesulitan untuk mencari lahan buangan dari sampah yang dikeruk. Karena melakukan pembebasan lahan hanya untuk lokasi buangan sampah tidak efektif, mengingat sedimentasi yang terjadi sudah sangat tinggi.
Karenanya, kata Arie, upaya pembersihan yang harus dilakukan pertama kali adalah wilayah-wilayah anak sungai yang ada di hulu. Ia pun meminta pemerintah daerah di masing-masing kabupaten/kota bisa memberikan kontribusi dalam ikut menjaga Citarum.
"Saya rasa bukan hanya pemerintah, lembaga, institusi dan masyarakat juga bisa ikut terlibat memelihara dan mencarikan solusi agar Citarum bersih," tuturnya.
Berangkat dari situlah, terang Arie, Dirjen SDA, Kementerian PU menyelenggarakan Malam Apresiasi Bersama Menjaga Sungai. Melalui acara ini, diharapkan peserta akan mengetahui dan dapat mengenal lebih dekat kondisi sungai, fungsi dan permasalahannya sehingga pada akhirnya menumbuhkan kesadaran untuk ikut bersama-sama menjaga kebersihan dan fungsinya.
[rus]
BERITA TERKAIT: