"Ya boleh lah dibilang enggak percaya karena faktanya kan mengecewakan waktu pertama kali (menjabat Wagub DKI). Dulu kita nggak percaya iya, tapi kita sudah percaya sama pak Jonathan (Kadis Perumahan) dong," kata Basuki di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
Hal ini diutarakan Basuki menanggapi pernyataan Indonesian Corruption Watch (ICW) bahwa sistem blusukan ala Joko Widodo dan Ahok Center untuk mengontrol CSR milik Pemprov DKI adalah bentuk ketidakpercayaan Jokowi-Ahok terhadap birokrasi Pemprov DKI.
Basuki akui alasan dirinya memanfaatkan Ahok Center dalam program revitalisasi Rusun Marunda di Jakarta Utara karena tidak percaya terhadap Kepala UPT Rusun yang menjabat saat itu. Alasan itu pula yang melatarbelakangi pihaknya merotasi Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah yang sekarang dijabat Joanthan Pasodung, termasuk merombak seluruh kepala UPT Rusun.
"Kalau tidak diganti itu kepala UPT, nanti makin nggak jelas orang mau daftar dan yang nggak daftar," terang Basuki.
Hal serupa juga diperbuat Pemprov DKI ketika menertibkan bangunan liar di waduk Pluit. Saat itu, ia menugaskan Kepala Suku Dinas (Kasudin) Perumahan Jakarta Utara, Ika Lestari Adji untuk melakukan pengecekan ke rumah warga. Sayangnya, tidak dilakukan Ika sehingga ia meminta bantuan para relawan Ahok Center.
"Makanya saa tugaskan akuntan saya untuk mengeceknya. Lalu relawannya datang, ya dia nggak enak kalau nggak kasih ongkos makan. Lalu relawan ini menamakan dirinya Ahok Center," ujarnya.
[wid]
BACA JUGA: