Tim Monitoring Banjir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan Sopan Sopian menjelaskan bahwa banjir yang melanda seluruh wilayah di kecamatan itu terjadi sejak 28 Mei 2013. Namun, kondisi menjadi parah sejak 6 Juni 2013 lalu karena air Sungai Malaysia meluap hingga ke permukiman dengan ketinggian air mencapai tiga meter atau melewati lantai rumah warga yang sebagian besar berbentuk panggung, katanya.
Kecamatan Sembakung yang letaknya berada di sepanjang sungai yang hulunya di Negeri Bagian Sabah Malaysia itu memang menjadi langganan banjir tiga kali setahun. Ia menjelaskan terdapat empat desa yang dilanda banjir kali ini dengan ketinggian air mencapai 3 meter dengan merendam rumah milik 1.054 kepala keluarga (KK), yaitu Desa Atap yang merupakan ibu kota kecamatan 704 KK, Desa Tembelunu 96 KK, Desa Tagul 118 KK, dan Lubakan sebanyak 136 KK.
Dari 1.054 KK tersebut, kata Sopan seperti diberitakan
Antaranews, terdapat 2.841 jiwa penduduk yang terpaksa meninggikan rumahnya untuk mengamankan harta bendanya dan untuk dijadikan tempat tidur. Selain ke empat desa di atas, Sopan juga menyebutkan terdapat sejumlah desa lainnya yang terendam banjir, tetapi ketinggian air hanya mencapai setengah meter seperti Desa Bungkul 96 KK atau 364 jiwa, Desa Pagar 91 KK dengan penduduk 364 jiwa, dan beberapa desa lainnya.
Sopan yang turun langsung melakukan pendataan di lokasi banjir di kecamatan itu mengaku banjir di wilayah itu sulit dihindari karena letaknya berada di sepanjang Sungai Malaysia yang sering kali meluap pada musim hujan, terutama jika bertepatan air laut pasang. Selain rumah penduduk, dia juga mengatakan terdapat sejumlah fasilitas umum yang terendam banjir hingga 3 meter, seperti kantor camat, polsek, empat buah masjid, kantor urusan agama (KUA), dan sekolah.
[wid]
BERITA TERKAIT: