Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nughoro menjelaskan, longsor pada awalnya terjadi di perbukitan Tai Urug yang berjarak satu km dari permukiman di blok Cigintung merusak tujuh hektar lahan pertanian. Tipe longsoran adalah rayapan (soil creep).
Rayapan terjadi pada lereng bagian bawah yang diikuti dengan nendatan dan retakan. Rayapan tanah ini melanda wilayah pemukiman Kampung Cigintung dan menyebabkan retaknya lantai dan dinding bangunan serta amblesnya jalan.
Gerakan tanah menyebabkan 587 rumah, 16 tempat ibadah, satu kantor dan lima bangunan sekolah mengalami kerusakan.
"Jalan kampung sepanjang dua kilometer rusak, bahkan ada jalan yang ambles 10 meter. Satu jembatan dan tiga saluran irigasi rusak. Tidak ada korban jiwa akibat longsor tersebut," katanya melalui rilis eletronik, sesaat lalu (Jumat, 3/5).
Sebanyak 659 KK (1.957) jiwa warga Desa Cimuncang telah mengungsi di rumah kerabat, tetangga dan di dua pos pengungsian di Desa Cimuncang dan Ciranca. Mereka bersedia untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman, yaitu di Desa Wirasari, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka.
Pemda Provinsi Jawa Barat dan Pemda Majalengka telah menyediakan 30 hektar lahan untuk relokasi akan memberikan bantuan stimulus pendanaan pembangunan rumah bagi warga yang relokasi
.[wid]
BERITA TERKAIT: