Sudah sepekan lebih ini Pertamina membatasi suplai solar bersubsidi di kedua wilayah tersebut.
"Padahal kami produksi setiap hari. Saat ini gabah melimpah. Sebab wilayah Cilacap dan Banyumas baru saja panen raya," kata pemilik Pabrik Penggilinginan Padi Jaya Mandiri, Sugeng Riyadi di Lumbir, Kabupaten Banyumas, Senin (8/4).
Selain dibatasi, solar di banyak SPBU juga kerap habis. Sebab antara suplai solar bersubsidi dengan kebutuhan masyarakat pengguna solar tidak berimbang. Apalagi saat ini traktor juga sedang turun sawah menggarap lahan. Solar sudah menjadi barang langka.
"Tiap hari, pabrik saya membutuhkan solar sejumlah 30 liter. Tapi karena langka, akhir-akhir ini kami hanya menggiling setengah hari,†jelasnya.
Selain penggilingan padi, kelangkaan solar juga memukul sektor produksi lain. Di Cilacap, beberapa pabrik tepung tapioka terpaksa membatasi jumlah produksi.
"Dalam sehari biasanya kami bisa memproses antara 10 hingga 15 ton. Tapi karena solar sulit didapat kami hanya bisa memproses setengahnya,†kata salah satu pemilik pabrik tepung tapioka, Joko Wardoyo di Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap.
Joko berharap agar Pertamina mengkaji ulang pembatasan solar bersubsidi. Sebab, banyak sektor produksi yang lumpuh karena keterbatasan bahan bakar solar
.[wid]
BERITA TERKAIT: