Menurut Ketua Serikat RakÂyat Miskin Indonesia (SRMI) Marlo Sitompul, urbanisasi terÂjadi bisa juga karena alasan politik. Yakni, kedudukan JakarÂta sebagai IbuÂkota Indonesia. Kemudian yang menjadi faktor penting adaÂlah karena alasan sosial dan ekoÂnomi.
Marlo menegaskan, untuk meÂngatasi persoalan urbanisasi, haÂrus ada
win-win solution dari seÂtiap yang mempunyai kepenÂtingÂan.
“Sebaiknya, pemerintah puÂsat maupun daerah segera meÂnyaÂtukan langkah penyeÂlesaianÂnya. Pemerintah pusat bisa meliÂbatkan Kementerian Sosial, KeÂmenÂterian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), KeÂmenÂÂterian Koordinator KesejahÂteraan RakÂyat,†jelasnya kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Sebab, menurutnya, urbanisasi masih mengÂguÂnakan pola pikir yang sama. Dimana telah tertaÂnam di pikiran masyarakat daerah yang menjadikan kota Jakarta seÂbagai tempat mencari nafkah.
“Bahkan sampai ada prinsip, apapun bisa menjadi uang di kota, sehingga mereka pun rela dan memberanikan diri bermigÂrasi dari daerahnya ke Jakarta. WalauÂpun mereka belum memiÂliki peÂkerjaan tetap serta tempat tinggal di Jakarta,†terangnya.
Sebagai pusat perekonomian, kata Marlo, Jakarta dinilai meÂnaÂwarkan berbagai lapangan kerja. Apalagi mengingat sekiÂtar 70 perÂsen peredaran uang di IndoÂnesia berasal dari Jakarta.
Jika tidak ada kerja sama peÂmeÂrintah pusat dengan daerah, lanjutnya, akan sulit bagi PemeÂrintah Provinsi (PemÂprov) DKI JaÂkarta. Paling-paling yang dilaÂkukan hanya sebatas pengeÂtatan pembuatan Kartu Tanda PenÂduÂduk (KTP). Padahal, pembuatan KTP hingga kini masih bisa dimanipulasi.
Yang jadi persoalan, lanjutÂnya, pertumbuhan manusia tidak bisa dikendalikan, setiap tahun t angÂka kelahiran terus meningkat. Demikian juga dengan pencari kerja. “Selesai Ujian Nasional (UN), hanya sekian persen yang lulus SMA melanjutkan ke bangÂku kuliah,†katanya.
Marlo mengatakan, ini jelas masalah sosial tersendiri, bukan hanya di Jakarta, tapi juga dalam skala nasional. Soalnya, kondisi ini ikut menciptakan permasaÂlahÂan-permasalahan lainnya, seperti pengangguran, kriminaÂlitas dan daerah kumuh.
Selain itu, kata dia, baik peÂmerintah pusat dan Pemprov DKI jangan hanya menyalahkan kaÂrena adanya urbanisasi. Tapi juga harus melihat beberapa daerah di Jakarta yang padat penduduk, diÂmana kehiÂdupanÂnya masih jauh dari layak. “Hal itu juga yang patut diperÂhatikan, karena keÂmiskinan masih saja terus terÂjadi,†cetusnya.
[RM]
BERITA TERKAIT: