Studi tersebut ditarik atau dianggap tidak ada, setelah ditemukan banyak kesalahan dalam penelitian tersebut.
Studi kecil yang dilakukan peneliti Lebanon dan terbit tahun lalu itu sempat viral dan banyak dikutip di artikel daring yang menggembar-gemborkan manfaat cuka sari apel.
"Penyelidikan menemukan kesalahan statistik dan hasil penelitian tidak bisa diulangi. Karena itu, penelitian ditarik,” kata BMJ Group dalam pernyataannya, dikutip dari
AFP, Kamis 25 September 2025.
Ahli gizi Australia, Rosemary Stanton, yang sejak awal mengkritik studi ini, mengatakan senang penelitian tersebut akhirnya ditarik.
Stanton menegaskan banyak klaim kesehatan tentang cuka sari apel tidak didukung bukti. Klaim bahwa minuman ini kaya kalium, kalsium, dan magnesium disebutnya “salah”. Ia juga mengingatkan, cuka sari apel bisa merusak email gigi, jadi sebaiknya berkumur dengan air setelah meminumnya.
Menurut Stanton, masalahnya kini banyak orang lebih percaya pada influencer kesehatan di media sosial ketimbang pakar gizi.
“Sayangnya, banyak dari mereka justru mendapat keuntungan dari promosi produk,” katanya.
BERITA TERKAIT: