Begitulah yang diungkapkan Jurubicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam acara Talk Show KPCPEN yang disiarkan kanal Youtube BNPB, Senin (9/11).
"Kta sudah pengalaman dengan beberapa libur panjang. Mulai dari Idul Fitri, Idul Adha, kemudian ada pada saat hari kemerdekaan," ujar Wiku.
Namun begitu, Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 ini mengakui adanya peningkatan kasus cukup besar pada saat libur panjang bulan Agustus. Tapi setelah itu, jumlah kasus berhasil turun setelah puncak kenaikan kasus pada bulan September.
"Dan kalau kita lihat secara nasional angka kasus aktif kita (sekarang) adalah 12,52 persen, sedangkan di dunia ini kasus aktifnya adalah 26,79 persen. Jadi kita lebih rendah dan selisihnya 14,27 persen," terangnya.
"Dan ini dari waktu ke waktu selalu turun kasus aktifnya. Kasus aktifnya artinya kasus yang sedang sakit," sambungnya.
Khusus potensi lonjakan kasus karena libur panjang bulan Oktober, Wiku memprediksi lonjakan akan terjadi pada 10-14 hari setelah masa liburan berakhir, atau sekitar seminggu ke depan.
"Sekarang sudah sekitar 9 hari dari awal libur panjang ada kenaikan sedikit, tetapi kita lihat biasanya kenaikan kasus itu terjadi sekitar 10 sampai 14 hari setelah libur panjang," terangnya.
"Nah, mari kita amati bersama nanti. Kalau pun naik seperti sebelum libur panjang dan tidak naik lebih tinggi lagi, itu artinya kemampuan nasional dan masyarakatnya bekerja sama dalam antisipasi kenaikan kasus terutama saat libur panjang sudah dapat berjalan dengan baik," demikian Wiku Adisasmito.
BERITA TERKAIT: