Institut Nasional Diabetes, Penyakit Pencernaan, dan Ginjal (NIDDK) Amerika Serikat, melakukan studi. Seseorang diminta mengatakan ‘Stay Health’ berulang selama 25 detik kepada rekannya di ruang kaca tertutup.
Sinar laser diproyeksikan ke dalam kotak kaca tersebut sehingga mampu menangkap tetesan superkecil atau droplet yang keluar dari mulut. Jumlah tetesan itu lalu dihitung menggunakan alat. Setiap droplet bisa membawa virus corona.
Hasil studi yang dirilis di jurnal Proceeding of National Academy of Sciences (PNAS) ini juga mengungkap, droplet bisa bertahan di udara ruangan rata-rata selama 12 menit.
Kesimpulannya, tetesan superkecil yang keluar dari mulut seseorang saat berbicara bisa bertahan di udara ruangan tertutup selama lebih dari 10 menit. Sehingga penularan virus corona melalui pembicaraan di ruangan tertutup dianggap sangat mungkin terjadi.
Kemudian para ilmuwan berkesimpulan, setiap menit seseorang berbicara keras dapat menghasilkan lebih dari 1.000 droplet yang mengandung virus corona. Droplet terlemah bisa bertahan di udara ruang tertutup setidaknya 8 menit.
Begitu pun ketika seseorang berbicara tidak keras di dalam ruangan yang menghasilkan droplet lebih sedikit, namun bisa menyebabkan potensi penularan.
"Visualisasi langsung ini menunjukkan bagaimana ketika berbicara dengan normal seseorang menghasilkan droplet di udara yang dapat bertahan rata-rata 10 menit lebih di ruangan terbatas, dan ini sangat mampu menularkan penyakit,†kata ilmuwan, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (14/5).
Hasil penelitian ini dipublikasikan pada New England Journal of Medicine edisi April.
Hasil penelitian ini bisa menjadi rekomendasi mengenai bahayanya komunikasi verbal di ruangan tertutup, sekalipun mereka menjaga jarak aman serta manfaat penggunaan masker.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.