Sebelumnya, dia telah dua kali menjalani
rapid test Covid-19. Dan hasilnya selalu positif.
Warga berinisial JR (16) itu tidak ada di tempat saat akan dijemput paksa petugas dari Gugus Tugas. Diduga, JR dibawa kabur oleh keluarganya ke kota lain menggunakan mobil.
“Ini berawal dari sampel milik JR menunjukkan reaktif atau positif,†kata Koordinator Pengamanan dan Gakum Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto, kepada
Kantor Berita RMOLJatim, Minggu malam (26/4).
Usai mengetahui ada warga yang positif Covid-19, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo langsung melakukan penjemputan paksa. Namun, setibanya di lokasi, JR tidak ditemukan bersama keluarganya.
“Pihak keluarga tidak kooperatif dan hal ini dibuktikan dengan kaburnya seluruh anggota keluarga ini. Bisa dibayangkan bagaimana akibatnya,†ungkapnya.
JR yang mondok di Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro diduga kuat terpapar Covid-19 ketika masih menimba ilmu. Dugaan tersebut diperkuat dengan munculnya puluhan pasien positif Covid-19 dari daerah lain yang juga merupakan santri Ponpes Temboro.
“Dia merupakan bagian dari klaster Temboro. Sudah seharusnya dia kami rawat dan karantina di tempat khusus,†ujar Ugas.
Ugas meminta pada keluarganya, agar JR segera diserahkan. Sebab, JR harus menjalani perawatan intensif di RSUD Tongas.
“Mohon jangan mempersulit kerja Satgas Covid-19. Apalagi sudah ada bukti nyata 1 orang pasien dari klaster Sukolilo menyebarkan Covid-19 kepada 8 orang keluarganya. Kalau hal yang sama dibiarkan, maka penanganan Covid-19 ini akan sia-sia. Kami minta kerjasamanya di situasi yang genting ini,†tegas Ugas.
Ditambahkan Ugas, dirinya juga akan menagih janji Kepala Desa Curahsawo, Akbar Busthomy. Sebab, Akbar yang merupakan adik FT itu mengungkapkan, jika pihak keluarga berjanji akan menyerahkan JR.
Dijanjikan, JR akan diantarkan ke lokasi karantina di RSUD Tongas pada Senin (27/4) sekitar pukul 09.00 WIB.
BERITA TERKAIT: