Dilaporkan
Kantor Berita RMOLJatim, Kasi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Jatim, Anggara Suryanagara mengatakan bahwa pelimpahan tersangka dilakukan melalui online dengan cara video call. Sedangkan untuk pelimpahan barang bukti dilakukan secara konvensional.
“Hari ini kami menerima pelimpahan tahap dua tersangka dari penyidik dan dikaksanakan melalui online,†terangnya saat dikonfirmasi
Kantor Berita RMOL Jatim, Selasa (5/5).
Usai menerima pelimpahan tahap dua, masih kata Anggara, Jaksa Penuntut Umum (JPU) akan melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Surabaya.
“Nanti setelah penyusunan dakwaan selesai, JPU yang ditunjuk menangani perkara ini akan melimpahkan perkaranya ke Pengadilan untuk disidangkan,†sambungnya.
Saat ditanya tentang pasal yang disangkakan, Mantan Kasipidum Kejari Tanjung Perak ini mengatakan, tersangka Hanny Layantara dijerat Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak dan Pasal 289 KUHP Jo Pasal 294 KUHP.
“Ancaman hukumannya minimal 3 tahun penjara dan maksimalnya 15 tahun penjara serta denda minimal 60 juta rupiah, maksimalnya 300 juta rupiah,†tandasnya.
Kasus dugaan pencabulan dan pemerkosaan oleh pendeta salah satu gereja besar di Surabaya ini sesuai dengan laporan polisi bernomor LP :LPB/155/II/2020/UM/SPKT tertanggal 20 Februari 2020 lalu.
Polisi menyebut, korban dicabuli oleh tersangka sejak berumur 10 tahun. Kini, korban sudah berumur 26 tahun. Kasus ini sendiri terbongkar saat korban hendak menikah. Tersangka pun ditangkap pada Sabtu (7/3) lalu oleh polisi di area Perumahan Pondok Tjandra, Waru, Sidoarjo, saat disebut hendak pergi ke luar negeri.
BERITA TERKAIT: