Guru Besar UI: Yang Bohong Itu Pihak Yang Menggunakan Al-Maidah 51

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 21 Maret 2017, 21:59 WIB
Guru Besar UI:  Yang Bohong Itu Pihak Yang Menggunakan Al-Maidah 51
Ahok/net
rmol news logo Terdakwa penista agama Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tak pernah mengatakan Surat Al-Maidah ayat 51 adalah kebohongan.

Begitu penegasan dari Rahayu Sutiarti Hidayat, saksi ahli bahasa dari Universitas Indonesia (UI) yang dihadirkan pihak kuasa hukum terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di persidangan lanjutan perkara penodaan agama di Auditorium Kementan, Jl. RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (21/3).

"Menurut saya Surat Al-Maidah 51, bukan merupakan kebohongan. Tapi siapa pun, bisa menggunakan hal apa pun termasuk ayat suci untuk membohongi orang lain," lanjut Guru Besar Linguistik UI itu

Sebagai peneliti bahasa berpuluh-puluh tahun, wanita yang akrab disapa Yayuk itu, ikut tergelitik untuk meneliti ucapan Ahok dalam video di Kepulauan Seribu tersebut. Berdasarkan hasil penelitiannya, ucapan Ahok dalam video itu menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek Betawi. Sehingga, ada subjek atau objek yang tidak disebutkan dalam ucapannya.

"Ucapan Ahok soal jangan mau dibohongi pakai Surat Al-Maidah 51, berangkat dari pengalaman pribadinya. Hal itu dilihat dari permulaan kalimat Ahok yang diucapkan dengan kata, 'Saya mau cerita'," papar mantan ketua Mapala UI di era Soe Hok Gie tersebut.

Selain itu, Yayuk juga memaparkan argumentasinya terkait penggunaan kata-kata dalam pidato Ahok. Pandangan Yayuk, Ahok bermaksud untuk mengungkapkan, ada orang (pihak) yang menggunakan surat Al Maidah ayat 51 untuk membohongi warga.

Artinya, kata Yayuk bukan surat Al-Maidah yang dijadikan sumber kebohongan dalam pidato Ahok. Kata "pakai" menjadi alasan kuat argumen guru besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI itu terkait pemaparannya. Berbeda halnya, jika Ahok menggunakan kata "merujuk" dalam pidatonya yang menyinggung surat Al-Maidah.

"Seandainya pembicara menggunakan kata 'merujuk', berarti (surat) Al-Maidah (menjadi) sumber. Tapi dia (Ahok) tidak menggunakan kata tersebut (merujuk). Jadi maksud Ahok dalam frasa "dibohongi pakai", merujuk pada orang-orang yang sengaja menggunakan surat Al-Maidah,"kata sang profesor

Ungkapan jangan mau dibohongi menggunakan Al-Maidah 51 itu juga kata
Yayuk sama dengan penjelasan Ahok dalam Buku Merubah Indonesia, yang merujuk pada pengalaman pribadinya.

"Pada pengalaman (pribadi Ahok) sebelumnya di Buku Merubah Indonesia, terdakwa sudah cerita ada orang-orang yang menggunakan ayat tersebut untuk maksud tertentu," demikian Yayuk.[san]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA