Mantan Ketua Umum DPP Muhammadiyah‎ itu menyebut Fahmi sempat terkejut saat ditetapkan tersangka KPK. Karena itu, kata Din, Fahmi langsung pulang ke Jakarta.
‎
‎"Saya belum mengetahui sebagainya, kecuali yang saya dengar dari beliau. Beliau niat bantu negara laksanakan sebuah proyek pemasangan monitoring satelit di Bakamla, yang tentu memerlukan modal. Maka itu yang lulus lewat tender resmi beberapa bulan lalu itu merupakan modal. Pak Fahmi Darmawansyah sebagai pengusaha, pengusaha muslim berniat untuk membantu," kata Din usai melakukan kunjungan di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (29/12)
Menurut Din, kedekatannya dengan Fahmi memang seperti adik dan kakak. Maka dari itu, Din mengetahui betul keterkejutan Fahmi saat mendengar operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap anak buahnya.
"Justru ketika terjadi operasi tangkap tangan anak buahnya, beliau bersama keluarga sedang berlibur di Eropa yang sedianya akan pulang 29 Desember, hari ini, ya," kata Din
Din juga mengungkapkan, PT Melati Technofo Indonesia (MTI)‎ selaku pemenang tender belum resmi menjadi milik Fahmi. Masih dalam proses akuisisi, sehingga yang kelola saat proyek Bakamla itu masih pemilik lama.
‎"(Untuk proyek Bakamla) Sudah banyak mengeluarkan dana walau anggaran proyek itu belum turun seluruhnya. Tapi beliau telah mengeluarkan dana yang banyak. Saya tahu persis, beliau itu tidak mengurus rinci, detail. Ketika anak buahnya mengajukan lewat WA (whatsapp), dia tidak membaca. Dia keluarkan cek sering tak bernominal, terus diserahkan kepada anak buahnya," demikian Din.
[ysa]
BERITA TERKAIT: