Bahkan diakuinya bahwa uang itu berasal dari kocek pribadi Kepala Densus 88 Anti Teror, Brigjen Pol Eddy Hartono.
"Sebagai rasa turut berduka cita. Itu sah-sah saja," kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/4).
Badrodin menegaskan uang tersebut itu tidak berasal dari kas negara.
"Dari pribadi. Itu sah-sah saja," tekannya lagi.
Kemarin, uang dari Polri kepada Suratmi dibongkar PP Muhammadiyah dan Komnas HAM dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM yang agendanya menjelaskan hasil otopsi independen atas jenazah Siyono kepada publik. Diduga, uang itu adalah "uang damai" agar keluarga Siyono tidak mempersoalkan kematian Siyono yang janggal.
Bungkusan uang itu dibuka Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, dan anggota Komnas HAM, Siane Indrian. Isinya lima gepok uang kertas pecahan Rp 100.000 berjumlah total Rp 100 juta.
[ald]
BERITA TERKAIT: