Berbicara dalam sebuah wawancara radio,
Real 92.3, rapper "Young, Wild & Free" tersebut mengaku sudah tidak tahan dengan kepemimpinan Trump. Sehingga ia berkomitmen untuk menggunakan hak suaranya pada pemilihan presiden AS yang dijadwalkan pada 3 November mendatang.
"Aku tidak pernah memilih dalam hidupku, tetapi tahun ini aku pikir aku akan keluar dan memilih karena aku tidak tahan melihat 'punk' (Trump) ini di kantor satu periode lagi," ungkap Snoop yang memiliki nama asli Calvin Cordozar Broadus Jr..
Penduduk California tersebut menjelaskan, ia pernah mendapatkan hukuman terkait dengan kejahatan narkoba pada 1990 dan 2007. Pada saat itu, ia percaya warga dengan catatan kriminal tidak diizinkan untuk memilih.
Selain itu, rapper yang telah menjual hampir 60 juta copy album tersebut akhir-akhir ini vokal dalam menyuarakan dukungannya terhadap gerakan Black Lives Matter (BLM). Di mana saat ini, seluruh penjuru AS tengah dipenuhi oleh protes anti-rasisme yang dipicu dengan kematian pria kulit hitam, George Floyd.
Snoop menyiratkan bahwa ia akan membantu gerakan BLM dengan menggunakan 'kekuatannya', seperti menggunakan platform musik untuk menyebarkan pesan.
Dalam kesempatan itu, Snoop juga mendorong semua orang untuk tetap aman selama protes dan pandemik, melansir
Sputnik.