Data 5,7 Juta Penumpang Qantas Bocor di Dark Web

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 13 Oktober 2025, 07:17 WIB
Data 5,7 Juta Penumpang Qantas Bocor di Dark Web
Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence )
rmol news logo Pemerintah Australia mengimbau warga untuk waspada terhadap peningkatan aktivitas penipuan setelah data pribadi 5,7 juta pelanggan maskapai Qantas tersebar di web gelap (dark web) yang diduga dilakukan kelompok peretas bernama Scattered Lapsus$ Hunters.

Qantas menjadi salah satu dari 40 perusahaan besar yang terdampak, bersama Toyota, Disney, dan IKEA. Peretasan ini terjadi setelah kelompok tersebut mencuri hampir 1 miliar data pelanggan dari perusahaan layanan cloud Salesforce pada Juli lalu.

Kelompok peretas itu sebelumnya sudah mengancam akan menyebarkan data jika Salesforce tidak memenuhi tuntutan mereka. “Jika Salesforce tidak bekerja sama dengan kami, kami akan menargetkan setiap pelanggan secara individu. Kegagalan mematuhi akan berakibat sangat besar,” tulis kelompok tersebut, dikutip dari 9News, Senin 13 Oktober 2025.

Salesforce menegaskan tidak akan bernegosiasi atau membayar tuntutan pemerasan. Perusahaan juga menyebut para peretas tidak membobol sistem mereka secara langsung, melainkan menipu staf TI di 40 perusahaan dengan berpura-pura sebagai karyawan internal.

Dalam kasus Qantas, serangan itu diyakini menargetkan pusat panggilan di Filipina. Data yang bocor mencakup tanggal lahir, alamat email, nomor penerbangan rutin, serta beberapa alamat rumah dan nomor telepon politisi.

Koordinator Keamanan Siber Australia, Letnan Jenderal Michelle McGuinness, membenarkan adanya pencurian data tersebut. “Qantas telah memberi tahu semua pihak yang terdampak. Ada kemungkinan pelaku benar-benar memiliki data itu,” ujarnya dalam sidang Senat pekan ini.

Meski begitu, otoritas keamanan menegaskan bahwa data sensitif seperti nomor paspor dan kartu kredit tidak termasuk dalam kebocoran tersebut. Pemerintah mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap upaya phishing dan penipuan daring yang mungkin memanfaatkan data pribadi hasil peretasan itu.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA