Trump Kecewa Berat ke Putin, Desak Sekutu Setop Beli Minyak Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 19 September 2025, 14:18 WIB
Trump Kecewa Berat ke Putin, Desak Sekutu Setop Beli Minyak Rusia
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Mashable)
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan menegaskan bahwa sekutu AS harus menghentikan pembelian minyak dari Rusia jika ingin Washington menekan Kremlin untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Dalam pernyataan usai pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London pada Kamis, 18 September 2025 waktu setempat, Trump mengaku kecewa berat dengan Putin.

"Dia telah mengecewakan saya. Maksud saya, dia membunuh banyak orang, dan dia kehilangan lebih banyak orang daripada yang dia, Anda tahu, daripada yang dia bunuh," kata Trump, seperti dikutip dari The Straits Times

Trump menegaskan bahwa langkah-langkah tambahan untuk menghukum Rusia akan bergantung pada kesediaan sekutu menghentikan pembelian energi dari Moskow. 

Ia bahkan mengungkapkan bahwa dirinya telah menegur beberapa negara Eropa dan anggota NATO karena masih membeli minyak dari Rusia secara tidak langsung.

"Saya mengatakan kepada Starmer bahwa saya telah ‘memergoki’ negara-negara Eropa membeli minyak dari Rusia. Dia berkata, ‘Itu tidak baik,' dan saya menghargai bahwa dia mengatakannya,” kata Trump di dalam pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanan kembali ke Washington.

“Inggris bukan salah satu pelakunya,” tambahnya.

PM Starmer sendiri mengakui bahwa beberapa negara Eropa belum cukup berupaya mengurangi ketergantungan mereka terhadap energi Rusia.

“Saya kira ini tantangan bagi Eropa. Ada sejumlah negara Eropa yang terlalu bergantung pada energi dari Rusia,” ujarnya.

Trump dikabarkan akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela Sidang Majelis Umum PBB di New York pekan depan. 

Salah satu usulan dari Washington adalah menerapkan tarif sekunder hingga 100 persen terhadap barang dari Tiongkok dan India untuk menekan aliran energi Rusia serta mencegah transfer teknologi ganda ke Moskow.

Namun, langkah-langkah agresif seperti pemutusan total pembelian energi masih ditentang oleh sebagian negara Uni Eropa. 

Sementara itu, India tetap membeli minyak mentah Rusia yang kemudian diolah menjadi produk bahan bakar dan dijual ke Eropa, yang saat ini masih diperbolehkan hingga awal tahun depan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA