Dikutip
Reuters, kenaikan ini didorong lonjakan permintaan dari investor serta kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Rekor baru Bitcoin ini dipicu akumulasi investor institusional yang terus berlanjut. Para pemain besar menggerus pasokan dan menarik likuiditas dari bursa," ujar Ketua Bersama Asosiasi Web3 Hong Kong, Joshua Chu.
Sepanjang tahun ini, Bitcoin menguat lebih dari 24 persen. Hingga kini, Bitcoin masih diperdagangkan di kisaran 118 ribu Dolar AS atau sekitar Rp1,9 miliar.
Kebijakan pemerintahan Trump dinilai ikut memperkuat sentimen pasar. Pada Maret lalu, Trump meneken perintah eksekutif untuk membentuk cadangan strategis aset kripto nasional.
Ia juga menunjuk sejumlah pejabat yang dikenal ramah terhadap aset digital, seperti Paul Atkins sebagai Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), serta David Sacks yang kini memimpin bidang AI di Gedung Putih.
Selain itu, bisnis keluarga Trump juga mulai serius terjun ke pasar kripto. Trump Media & Technology Group (DJT.O) dikabarkan tengah menyiapkan peluncuran dana ETF yang akan berinvestasi di berbagai token kripto, termasuk Bitcoin. Rencana itu terungkap dalam dokumen yang diajukan ke SEC pada Selasa lalu.
Tak hanya Bitcoin, Ether sebagai kripto terbesar kedua dunia juga ikut terdongkrak. Ether tercatat naik hampir 5 persen menjadi 2.956 Dolar AS, setelah sempat menyentuh level tertinggi lima bulan di 2.998 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: