Pengumuman ini menandai perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS terhadap negara yang dilanda konflik selama lebih dari satu dekade.
“Saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan,” kata Trump, seperti dimuat
Al Jazeera.
Menurut Trump, warga Suriah telah mengalami banyak tragedi, perang, pembunuhan selama bertahun-tahun. Untuk itu ia ingin memberikan kesempatan normalisasi hubungan dengan AS.
“Itulah sebabnya pemerintahan saya telah mengambil langkah pertama untuk memulihkan hubungan normal antara Amerika Serikat dan Suriah untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade," jelas Trump.
Dalam pidatonya, Trump menggambarkan sanksi tersebut sebagai keputusan brutal yang melumpuhkan, dan menyatakan bahwa sanksi kini sudah tidak lagi relevan.
“Sekarang, saatnya mereka bersinar. Kami akan mencabut semuanya," kata Trump.
Pencabutan sanksi ini terjadi hanya beberapa bulan setelah kejatuhan rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024, yang digulingkan oleh serangan milisi anti-Assad.
Pemerintahan transisi kini dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa, mantan militan yang mengklaim telah meninggalkan ekstremisme dan menyerukan rekonsiliasi nasional.
Sejak 1979, Suriah telah dicap sebagai negara sponsor terorisme oleh AS, dan sanksi yang semakin ketat dijatuhkan pada 2004 dan 2011 akibat kekerasan terhadap demonstran pro-demokrasi.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk penghormatan Trump atas permintaan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Menurut Alam, Kamal Alam, penasihat untuk keluarga investasi Damaskus, pencabutan sanksi terhadap Suriah adalah proyek Saudi yang sebenarnya dimulai oleh MbS bahkan pada masa Assad.
“Trump menegaskan bahwa keputusannya untuk mencabut sanksi adalah berkat MbS dan juga Erdogan,” ungkap
Keputusan ini disambut gembira oleh warga Damaskus, dengan perayaan di jalan-jalan kota dan bendera nasional berkibar.
Banyak pihak internasional termasuk PBB, Palang Merah, dan Liga Arab telah lama menyerukan penghapusan sanksi, terutama setelah gempa dahsyat tahun 2023 yang menghancurkan wilayah Suriah dan Turki.
Pencabutan sanksi dipandang sebagai momen penting dalam upaya mengintegrasikan kembali Suriah ke dalam komunitas Arab dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan serta investasi asing yang telah lama terhambat.
BERITA TERKAIT: