Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista Re, menyampaikan penghormatan dengan memuji Paus Fransiskus sebagai sosok yang menapaki jalan pengorbanan diri hingga akhir hayatnya.
Dalam khotbahnya, Kardinal Re menggambarkan Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang tetap setia melayani umat meski mengalami kondisi kesehatan yang serius.
Ia mengingatkan momen terakhir Paus pada Minggu Paskah lalu, saat Fransiskus, meski dalam keadaan lemah, tetap tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat kepada umat.
"Gambaran terakhir yang akan tetap terukir dalam ingatan kita adalah saat Paus Fransiskus, dengan segala keterbatasannya, tetap ingin memberikan berkatnya," kata Re, seperti dikutip dari
CNN.Tak hanya itu, setelah memberikan berkat, Paus Fransiskus bahkan turun ke alun-alun untuk menyapa umat secara langsung dari mobil beratap terbuka, memperlihatkan kedekatannya dengan rakyat hingga akhir hidupnya.
Kardinal Re juga menegaskan bahwa Paus Fransiskus adalah seorang pemimpin yang memiliki hati terbuka terhadap semua orang, penuh kehangatan manusiawi, dan sangat peka terhadap tantangan di era globalisasi.
"Beliau sungguh merasakan kegelisahan, penderitaan, dan harapan zaman ini," ujar Re.
Mengakhiri homilinya, Re mengajak seluruh umat untuk mendoakan Paus Fransiskus, agar mendapat kebahagiaan abadi di hadapan Tuhan.
Misa pemakaman Paus Fransiskus dimulai pada pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB dan berlangsung selama dua jam.
Ratusan pemimpin negara, anggota kerajaan, serta umat Katolik dari berbagai penjuru dunia hadir dalam upacara tersebut. Setelah misa, peti jenazah Paus Fransiskus dipindahkan dari Basilika Santo Petrus ke Basilika Santa Maria Maggiore yang berjarak sekitar enam kilometer, melalui prosesi khusus.
BERITA TERKAIT: