Menurut keterangan yang diterima pada Jumat, 11 April 2025, sikap tersebut diumumkan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio saat berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita di Washington hari Selasa lalu, 8 April 2025.
“Amerika Serikat mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara,” ujar Rubio dalam pertemuan tersebut, memperkuat posisi yang telah dikomunikasikan sebelumnya oleh Presiden AS, Donald Trump.
Rubio menyatakan bahwa AS tetap percaya bahwa otonomi sejati di bawah kedaulatan Maroko adalah satu-satunya solusi yang layak. Ia juga menyerukan keterlibatan aktif semua pihak dalam proses negosiasi berdasarkan kerangka Proposal Otonomi tersebut.
“Presiden AS mendesak para pihak untuk terlibat dalam diskusi tanpa penundaan, dengan menggunakan Proposal Otonomi Maroko sebagai satu-satunya kerangka kerja, untuk menegosiasikan solusi yang dapat diterima bersama,” tegas Rubio.
Dalam pernyataan resmi Departemen Luar Negeri AS, Juru Bicara Tammy Bruce menambahkan bahwa Amerika Serikat mendukung Proposal Otonomi Maroko yang serius, kredibel, dan realistis sebagai satu-satunya dasar untuk solusi yang adil dan langgeng bagi perselisihan tersebut.
Ia juga menegaskan komitmen negara tersebut untuk terus memfasilitasi kemajuan menuju penyelesaian sengketa secara damai.
“Amerika Serikat akan memfasilitasi kemajuan menuju tujuan ini,” tegasnya.
Penegasan ini merujuk pada percakapan telepon bersejarah pada Desember 2020 antara Raja Maroko Mohammed VI dan Presiden Trump, di mana Trump secara resmi mengumumkan penerbitan proklamasi presiden yang mengakui kedaulatan Maroko atas seluruh wilayah Sahara.
Proklamasi tersebut disebut memiliki bobot hukum dan politik yang kuat dan langsung berlaku.
Ini juga menunjukkan kesinambungan kebijakan luar negeri AS terhadap konflik Sahara Barat, sekaligus memperkuat posisi diplomatik Maroko dalam komunitas internasional.
BERITA TERKAIT: