Prediksi Tabrakan Asteroid Besar ke Bumi Berubah, Risiko Turun Jadi 0,001 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 26 Februari 2025, 12:05 WIB
Prediksi Tabrakan Asteroid Besar ke Bumi Berubah, Risiko Turun Jadi 0,001 Persen
Gambar handout yang diberikan NASA pada 31 Januari 2025 ini menunjukkan asteroid 2024 YR4 yang diamati oleh teleskop Magdalena Ridge 2,4m di New Mexico Institute of Technology pada 27 Januari 2025/AFP
rmol news logo Kemungkinan asteroid besar menabrak Bumi pada tahun 2032 telah turun secara drastis menjadi hanya 0,001 persen. 

Laporan itu disampaikan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat AFP pada Rabu, 26 Februari 2025. 

Asteroid bernama 2024 YR4, yang diperkirakan memiliki lebar antara 40 hingga 90 meter, sebelumnya dianggap memiliki peluang tabrakan yang jauh lebih tinggi, mencapai 3,1 persen menurut NASA dan 2,8 persen menurut ESA.  

Asteroid ini pertama kali ditemukan pada Desember 2024 dan sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan karena ukurannya cukup besar untuk menghancurkan sebuah kota.

Namun, setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut oleh berbagai teleskop di seluruh dunia, zona ketidakpastian mengenai jalur asteroid semakin dipersempit, sehingga kemungkinan tabrakan pun semakin kecil.  

ESA kini menempatkan peluang tumbukan pada 22 Desember 2032 di angka 0,001 persen dan menurunkan tingkat ancaman pada Skala Bahaya Dampak Torino menjadi nol. 

“Mengamati asteroid, kemudian mengesampingkan kemungkinan adanya serangan langsung, adalah latihan yang sangat menarik dan mendidik,” kata kepala kantor pertahanan planet ESA, Richard Moissl.

Meskipun ancaman tabrakan telah mereda, Teleskop Rusng Angkasa James Webb akan terus mengamati asteroid ini dalam beberapa bulan ke depan. 

Para ilmuwan menekankan bahwa jika di masa depan ada asteroid yang benar-benar mengancam Bumi, teknologi pertahanan planet kini semakin berkembang. 

Sebagai contoh, misi DART NASA pada tahun 2022 berhasil mengubah lintasan asteroid dengan menabrakkan pesawat ruang angkasa ke dalamnya.  

Ke depan, teleskop-teleskop baru seperti Vera Rubin dan Flyeye serta misi peringatan dini NEOMIR yang sedang dikembangkan di Eropa, diharapkan dapat mempercepat deteksi asteroid berbahaya. 

"Masih banyak ruang untuk perbaikan," tambah Moissl, menekankan pentingnya sistem deteksi dini yang lebih canggih.  

Terakhir kali ancaman asteroid serupa terjadi pada tahun 2004, ketika asteroid Apophis diperkirakan memiliki peluang 2,7 persen untuk menabrak Bumi pada tahun 2029. 

Namun, pengamatan tambahan akhirnya mengesampingkan kemungkinan tersebut, seperti yang kini terjadi pada 2024 YR4.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA