Niat tersebut disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
Middle East Monitor pada Rabu, 10 Desember 2024.
Dia menyebut kendali Israel atas Golan akan menjamin keamanan dan kedaulatan mereka di dekat perbatasan Suriah.
"Golan akan menjadi bagian yang tidak terpisah dari Israel selamanya,” tegas Netanyahu.
Oleh karenanya, Netanyahu memerintahkan pasukan Israel memasuki zona penyangga, tak lama setelah jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Minggu, 8 Desember 2024.
Netanyahu menilai rezim Assad adalah elemen utama poros kejahatan Iran, seraya mencatat bahwa Teheran telah banyak berinvestasi di Suriah, tetapi semuanya runtuh hanya dalam 10 hari.
PM Israel itu juga menyoroti kejahatan rezim Assad yang telah melakukan pembantaian ribuan orang di Suriah, menumbuhkan permusuhan dan kebencian terhadap Israel.
Oleh sebab itu, dia menandai kejatuhan Assad sebagai permulaan babak baru yang dramatis dalam sejarah Timur Tengah.
BERITA TERKAIT: