Berdasarkan data dari Sensus Penduduk 2023,
Pak Alliance for Maths and Science (PAMS) menerbitkan laporan berjudul “
The Missing Third of Pakistan,” yang menyoroti realitas mengejutkan tentang anak putus sekolah di Pakistan.
Seperti dikutip dari
The Express Tribune, laporan tersebut mengungkap masalah signifikan dalam sistem pendidikan Pakistan, yang mencatat bahwa mayoritas anak-anak Pakistan, 74 persen, tinggal di daerah pedesaan.
Upaya untuk meningkatkan pendaftaran di wilayah-wilayah ini menghadapi rintangan besar, seperti akses terbatas ke sekolah, kemiskinan, dan hambatan sosial. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kesenjangan pendidikan antara desa dan kota semakin melebar, dengan sekitar 18,8 juta anak putus sekolah tinggal di daerah pedesaan.
Laporan tersebut selanjutnya menyatakan bahwa anak-anak berusia antara 5 dan 9 tahun sangat berisiko, dengan 51 persen dari mereka tidak pernah bersekolah. Yang mengkhawatirkan, 50 persen anak putus sekolah atau tidak lagi bersekolah.
Kemunduran awal ini diperkirakan akan berdampak jangka panjang pada tingkat literasi Pakistan karena keterampilan pendidikan dasar biasanya diperoleh selama periode ini.
Keterlambatan pendaftaran juga merupakan masalah utama, terutama di masyarakat pedesaan, di mana kondisi ekonomi dan sumber daya yang terbatas mencegah banyak anak memasuki ruang kelas. Kesenjangan gender semakin memperburuk krisis tersebut. Laporan tersebut menunjukkan bahwa 53 persen anak yang tidak bersekolah adalah anak perempuan, dengan masalah yang sangat parah di daerah pedesaan di mana tingkat literasi perempuan sudah rendah.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa, khususnya di beberapa daerah di Pakistan, 80 persen anak perempuan berusia 5 hingga 16 tahun tidak pernah bersekolah, yang menggarisbawahi kesenjangan gender yang mengakar dalam mengakses pendidikan.
Daerah perkotaan, yang sering dianggap lebih siap untuk pendidikan, juga terkena dampaknya. Kota-kota seperti Karachi dan Lahore, meskipun menjadi ibu kota provinsi dengan lebih banyak sumber daya pendidikan, masih memiliki jumlah anak putus sekolah yang signifikan. Karachi, khususnya, memiliki hampir 1,8 juta anak yang tidak terdaftar di sekolah, yang semakin menekankan beratnya krisis.
Khususnya, Pakistan memiliki jumlah anak putus sekolah tertinggi kedua di dunia. Perdana Menteri Pakistan mengumumkan keadaan darurat terkait masalah tersebut pada awal Mei. Namun, belum ada tindakan konkret yang diambil.
BERITA TERKAIT: