Ketegasan itu disampaikan oleh presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi di Teheran pada Minggu (4/8).
Sama dengan petinggi Iran lainnya, Pezeshkian kembali menyalahkan Israel atas serangan proyektil jarak dekat yang membunuh Haniyeh di penginapannya 31 Juli lalu.
Menurut Pezeshkian, Israel telah melakukan kesalahan besar dengan menghilangkan nyawa tokoh penting Hamas, terlebih saat itu Haniyeh tengah menjadi tamu Iran.
"Pembunuhan seorang tamu Republik Islam Iran merupakan tindakan yang melanggar semua hukum internasional dan kesalahan besar Zionis," tegasnya, seperti dimuat
Mehr News Agency. Presiden itu menyebut serangan pada Haniyeh tidak bisa dibiarkan begitu saja dan Iran pasti akan melakukan tindakan pembalasan.
"Republik Islam Iran mengharapkan semua negara Islam dan orang-orang yang mencari kebebasan di seluruh dunia untuk mengutuk keras kejahatan semacam itu," kata Pezeshkian.
Ia menekankan perlunya persatuan di antara negara-negara Islam untuk menghentikan agresi dan kejahatan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.
Sementara itu, Menlu Yordania yang berkunjung ke Teheran menyampaikan pesan Raja Abdullah II kepada presiden baru Iran.
Menlu mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Iran di tengah meningkatnya ketegangan regional setelah pembunuhan Haniyeh.
Sebelum bertemu Pezeshkian, Menlu Yordania lebih dulu menemui Menlu Iran, Ali Bagheri Kani. Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan tujuannya datang ke Teheran untuk meredakan ketegangan antara dua negara.
Dia berjanji tidak menyampaikan pesan apa pun dari Israel atau negara lain ke Iran, atau sebaliknya.
Menlu Yordania juga menekankan bahwa langkah pertama untuk mencegah eskalasi ketegangan regional adalah menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza.
BERITA TERKAIT: