Seperti dikutip
Middle East Monitor, Senin (8/7), keputusan tersebut tertuang dalam pernyataan yang dikeluarkan Liga Arab setelah melakukan konferensi ke-96 yang diadakan di Kairo, Mesir.
Dalam kesepakatan itu, negara yang tergabung dalam Liga Arab menegaskan tidak akan berinvestasi di pemukiman khusus Yahudi. Mereka juga meminta para pengusaha untuk menarik semua investasi dari pemukiman tersebut.
"Para peserta menyampaikan apresiasinya atas upaya gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), mengakui dampak dan pencapaiannya yang luas dalam menghadapi pendudukan, kolonialisme, dan kejahatan apartheid Israel," tulis Middle East Monitor.
"Mereka juga mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri dan memperoleh kedaulatan (bernegara)," tegas hasil pertemuan Liga Arab tersebut.
Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Palestina dan Wilayah Arab yang Diduduki Duta Besar Saeed Abu Ali selaku pemimpin konferensi itu menekankan pentingnya memperkuat boikot atas Israel. Ia juga menegaskan urgensi tindak lanjut dari upaya BDS tersebut.
Adapun dalam Konferensi ke-96 Liga Arab ini juga menyinggung koordinasi mereka dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk terus mengembangkan mekanisme boikot dengan harapan akan ada integrasi gerakan boikot secara Islam dengan aksi negara-negara Arab dan kelompok internasional.
Selain itu, Liga Arab juga mendesak Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk mematuhi pembaruan tahunan dengan memasukan daftar hitam perusahaan global dan Israel. Hal ini menyangkut kelompok Zionis yang beroperasi di pemukiman ilegal Israel di wilayah Arab yang diduduki, yakni Dataran Tinggi Golan dan West Bank.
Lebih lanjut, Liga Arab meminta FIFA dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk melarang Israel berpartisipasi dalam acara olahraga dunia. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk hukuman atas tindakan penghancuran dan genosida yang dilakukan Tel Aviv di Jalur Gaza serta wilayah Palestina lainnya.
BERITA TERKAIT: