Di sela-sela pertemuan Shanghai Cooperation Organization (SCO) di Kazakhstan pada Kamis (4/7), Putin sudah bisa menerima bahwa Taliban merupakan penguasa Afghanistan, maka untuk menjalin kerjasama diperlukan hubungan yang baik dengan pemerintah di sana.
"Taliban, tentu saja, adalah sekutu kami dalam perang melawan terorisme, karena pihak berwenang mana pun berkepentingan dengan stabilitas negara yang mereka pimpin,” tegasnya, seperti dimuat
AFP.
Putin menilai Taliban sama dengan pemerintah lainnya yakni ingin mencapai stabilitas di negaranya, tetapi mereka masih harus menghadapi sejumlah masalah di dalam negeri maupun komunitas internasional.
“Saya yakin Taliban tertarik agar semuanya stabil di Afghanistan,” ujarnya.
Taliban telah berperang melawan saingan ekstremis ISIS-K di Afghanistan selama bertahun-tahun.
Hubungan Rusia dan Afghanistan telah lama menghangat, khususnya sejak Amerika keluar dari negara tersebut.
Namun Rusia belum secara resmi mengakui pemerintah Taliban dan apa yang mereka sebut sebagai Imarah Islam Afghanistan.
Maret lalu, pejuang ISIS-K membunuh lebih dari 140 orang dalam serangan di gedung konser Moskow, serangan teror paling mematikan di Rusia selama hampir dua dekade.
Sejak mengambil alih Afghanistan pada tahun 2021, Taliban telah menerapkan hukum Islam ekstrem yang secara efektif melarang perempuan terlibat dalam kehidupan publik.
BERITA TERKAIT: