Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMO) pada Rabu (19/6) mengeluarkan pernyataan berisi bukti bahwa kapal itu benar-benar telah tenggelam.
"Otoritas militer melaporkan puing-puing laut dan minyak terlihat di lokasi terakhir yang dilaporkan. Kapal itu diyakini tenggelam," bunyi laporan tersebut, seperti dimuat
Associated Press.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan bahwa insiden itu telah menewaskan seorang anggota kru yang berasal dari Filipina. Namun hingga kini, pihak Manila belum mengonfirmasi kematian tersebut.
Houthi telah melancarkan lebih dari 60 serangan yang menargetkan kapal-kapal tertentu dan menembakkan rudal dan drone lain dalam kampanye mereka yang telah menewaskan total empat pelaut.
Mereka telah menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak November 2023.
Maret lalu, kapal Rubymar yang berbendera Belize membawa muatan pupuk tenggelam di Laut Merah setelah terendam air selama berhari-hari akibat diserang Houthi.
Kelompok Houthi bersikeras bahwa serangan mereka menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel, AS, atau Inggris.
Namun, banyak dari kapal-kapal yang mereka serang memiliki sedikit atau bahkan tidak ada hubungannya dengan perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
BERITA TERKAIT: