Menlu Retno datang mengenakan pakaian serba hitam dan turban berwarna ungu. Kedatangannya disambut oleh Dubes Iran, sang istri, diplomat asing di Jakarta dan staf kedutaan yang mengenakan pakaian berwarna serupa.
Setelah menyampaikan duka citanya kepada Dubes Boroujerdi, Menlu Retno diarahkan untuk menandatangani Buku Belasungkawa.
Prosesi ini digagas oleh Kedutaan Besar Iran di Jakarta guna mengenang Presiden Iran Ebrahim Raisi yang wafat dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).
Dalam konferensi pers, Menlu menjelaskan bahwa dirinya baru saja mendarat dari Bali setelah menghadiri acara World Water Forum (WWF), setibanya di Jakarta, dia langsung datang ke kediaman Dubes Iran.
"Saya baru saja mendarat dari Bali dan dari airport saya langsung menuju ke kediaman duta besar Iran di Jakarta untuk menyampaikan duka cita yang mendalam ini," ujarnya.
Retno mengungkap begitu eratnya hubungan diplomatik yang dibangun oleh Iran dan Indonesia khususnya di bidang kesehatan.
"Kemudian yang cukup menonjol dari hubungan kita dengan Iran adalah kerjasama di bidang kesehatan. Termasuk robotic tele surgery yang sudah berlangsung di RS Hasan Sadikin di Bandung," papar Menlu.
Dia juga menceritakan bagaimana hubungan dekatnya dengan Menlu Iran, Husain Amir Abdullahian. Keduanya melakukan enam pertemuan bilateral dalam setahun.
"Saya akan selalu kenang hubungan baik dengan Menlu Husain terutama karena kita berhubungan baik tidak hanya pada tataran resmi sebagai Menlu, tetapi kita juga berkomunikasi dengan baik sebagai manusia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: