Hal itu disampaikan oleh Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
AFP pada Rabu (27/3).
Lukashenko menceritakan bagaimana mobil tersangka kabur ke barat daya dari Moskow ke wilayah Bryansk, yang berbatasan dengan Ukraina dan Belarusia.
Merespon laporan intelijen tersebut, Lukashenko dengan cepat memerintahkan pendirian pos pemeriksaan perbatasan.
"Itulah mengapa mereka tidak bisa masuk ke Belarusia. Mereka melihat hal itu, jadi mereka berbalik dan pergi ke daerah perbatasan Ukraina-Rusia,” jelasnya.
Lukashenko menambahkan bahwa dirinya terus berkoordinasi dengan Presiden Vladimir Putin selama serangan berlangsung.
"Putin dan saya tidak tidur selama sehari. Ada interaksi yang konstan," kata Presiden Belarusia.
Putin mengklaim Ukraina telah menyiapkan jalan keluar bagi para penyerang untuk melintasi perbatasan yang saat ini merupakan zona perang.
Ukraina dengan tegas membantah terlibat. Tetapi dua sekutu Putin yang paling kuat yakni Ketua Dewan Keamanan Nikolai Patrushev dan Kepala Dinas Keamanan Rusia FSB Alexander Bortnikov secara langsung menyalahkan Kyiv atas serangan tersebut.
Para pejabat AS mengatakan punya informasi intelijen yang mengonfirmasi klaim ISIS bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Putin sendiri telah mengakui bahwa kelompok militan ekstremislah yang melakukan serangan tersebut, namun dia mengatakan dia ingin tahu siapa yang memerintahkannya.
BERITA TERKAIT: