Sebelum mengkritik saingnya, Biden menjadikan usia Trump dan kesehatan mentalnya sebagai bahan roasting dalam pertemuan tersebut.
“Seorang kandidat terlalu tua dan tidak sehat secara mental untuk menjadi presiden," ujar Biden merujuk pada Trump, seperti dimuat
Reuters.
Dalam sambutannya itu, Biden juga menyentil Partai Republik di Kongres yang telah meluncurkan penyelidikan pemakzulan atas urusan bisnis sang putra.
"Mereka (partai Republik) lebih suka gagal dalam pemakzulan daripada berhasil dalam hal lain," ucapnya.
Biden kemudian kembali membahas Trump, dengan mengatakan bahwa kampanye pemilihan Demokrat akan menunjukkan bagaimana mereka membangun kembali ekonomi AS setelah pandemi Covid-19 tanpa mendorong rakyat Amerika untuk menyuntikkan 'pemutih'.
Dia merujuk pada sebuah insiden ketika Trump yang kala itu masih menjabat sebagai presiden bertanya kepada penasihat medis terkemuka apakah korban virus dapat disuntik dengan disinfektan untuk menyembuhkan mereka.
"Dengar, saya berharap ini adalah lelucon, tetapi sebenarnya tidak. Demokrasi dan kebebasan benar-benar diserang. Putin sedang dalam perjalanan di Eropa. Pendahulu saya (Trump) membungkuk kepadanya dan berkata 'Lakukan apa pun yang Anda inginkan'," kata Biden.
Seakan belum puas, Biden kemudian menyindir klaim palsu Trump terkait kemenangan pada Pilpres 2020.
Selain itu, dia juga menyindir soal serangan Capitol 6 Januari 2021 oleh perusuh yang merupakan pendukung Trump.
"Itu adalah racun yang mengalir melalui pembuluh darah demokrasi kita," kata Biden.
BERITA TERKAIT: