Laporan terbaru menunjukkan bahwa situasinya menjadi semakin mengerikan ketika pasukan Moskow merambah wilayah tersebut dalam beberapa hari belakangan.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby dalam pernyataannya pada Kamis (15/2) memperingatkan bahwa Rusia mungkin akan merebut kota utama Avdiivka di Ukraina timur – tempat terjadinya pertempuran paling sengit dalam beberapa bulan terakhir.
Itu karena disebabkan pesukan Ukraina mulai kekurangan peluru artileri.
“Avdiivka berisiko jatuh ke dalam kendali Rusia,” kata John Kirby, dikutip dari
BBC.Pasukan Rusia telah memperoleh keuntungan di Avdiivka, dan mengancam akan mengepungnya.
Kota tersebut – yang hampir hancur seluruhnya – dipandang sebagai pintu gerbang ke Donetsk, ibu kota regional Ukraina yang direbut oleh pejuang yang didukung Rusia pada 2014 dan kemudian dianeksasi oleh Moskow.
Juru Bicara Brigade Mekanis Terpisah ke-110 Ukraina, Ivan Siekach, mengatakan sebelumnya bahwa brigade-nya “tidak lagi memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kota” sendirian. Ia berharap akan datang bantuan sesegera mungkin.
Bantuan dari AS, donor militer utama, sebagian besar telah habis karena Kongres gagal memberikan dana tambahan. Senat baru-baru ini menyetujui rancangan undang-undang bantuan luar negeri termasuk 60 miliar dolar AS untuk Ukraina, namun Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Partai Republik belum sepenuhnya merestui.
Ukraina sangat bergantung pada pasokan senjata dari AS dan sekutu Barat lainnya untuk dapat terus memerangi Rusia – kekuatan militer yang jauh lebih besar dengan amunisi artileri yang berlimpah.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada hari Kamis memperingatkan bahwa kegagalan AS untuk menyetujui kelanjutan bantuan militer ke Ukraina sudah berdampak pada medan perang.
Dalam pidato videonya pada Kamis malam, Presiden Zelensky mengatakan: "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa pejuang kami memiliki kemampuan manajerial dan teknologi yang cukup untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa warga Ukraina."
BERITA TERKAIT: