Acara digelar secara hybrid dari Flix Cinema Ashta 8 Lantai 2, SCBD, Jakarta Selatan pada Selasa (31/10), mulai pukul 10.00 WIB.
Partisipan yang hadir secara langsung yakni 40 undangan terdiri dari perwakilan Kementerian Pertahanan, LEMHANNAS, Kementerian Keuangan, BAPPENAS, jurnalis, peneliti, hingga akademisi.
Direktur Marapi C&A Benny Junito membuka seminar dengan mengatakan bahwa program kerjasama jet tempur KFX/IFX (KF-21) merupakan puncak dari hubungan bilateral Korea dan Indonesia selama 50 tahun terakhir.
"Kita berharap pabriknya akan ada di Indonesia. Dan bendera kedua negara akan terus berkibar. Agar kita semua bisa memaksimalkan potensi kerjasama," kata Benny.
Para pembicara yang dihadirkan dalam seminar tersebut di antaranya Ketua Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) Marsdya (Pur) Eris Herryanto, konsultan program KFX (PwC) Denny Irawan, dan pakar industri pertahanan dari MARAPI Consulting & Advisory Alman Helvas Ali.
Kerjasama jet tempur KFX/IFX (KF-21) dimulai sejak 6 Maret tahun 2009. Saat itu Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sementara Korea Selatan dipimpin oleh Presiden Lee Myung-bak.
Produksi pesawat tempur KFX/IFX dilakukan dalam tiga fase, yakni tahap pertama pengembangan teknologi (TD Phase) pada 2011-2016. Kemudian pengembangan prototipe (EMD Phase) mulai 2016 hingga 2026. Sementara tahap produksi dan pendirian pabrik KFX/IFK akan dimulai tahun 2026 mendatang.
BERITA TERKAIT: