Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Banyak Anak yang Jadi Korban Pornografi, Prancis Didesak Tegas terhadap Produsen Film Dewasa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 29 September 2023, 15:33 WIB
Banyak Anak yang Jadi Korban Pornografi, Prancis Didesak Tegas terhadap Produsen Film Dewasa
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pemerintah Prancis didesak untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap produsen film dewasa di tengah kekhawatiran banyaknya anak yang menjadi korban pornografi.

Desakan tersebut disampaikan Dewan Tinggi Kesetaraan Gender dalam sebuah laporan berjudul "Pornokriminalitas: mengakhiri impunitas industri pornografi" yang dirilis Rabu (27/9).

Menurut laporan, sebanyak 90 persen konten dewasa online yang eksplisit menggambarkan kekerasan verbal, fisik, dan seksual terhadap perempuan.

"Banyak dari konten tersebut tidak hanya menghina dan tidak manusiawi tetapi juga meningkat ke tingkat penyiksaan, yang merupakan pelanggaran berat terhadap hukum Prancis," menurut isi laporan, seperti dikutip dari AFP, Kamis (28/9).

Dalam laporannya, dewan tersebut juga menuntut reformasi hukum yang memungkinkan produsen lebih mudah dihukum atas tindakan kebrutalan yang tercatat.

"Kontrak yang ditandatangani oleh para aktris dalam film-film tersebut harus dinyatakan batal secara hukum karena tidak mungkin di Perancis untuk menyetujui penyiksaan, perdagangan manusia, atau eksploitasi seksual," kata pengawas, sambil menuduh pemerintah tidak bertindak, menyangkal, dan memanjakan tersangka pelaku kejahatan industri film dengan impunitas penuh.

Laporan setebal 230 halaman itu juga menyerukan Pharos, polisi konten internet di negara itu, untuk memperluas kewenangannya dengan mencakup kekerasan terhadap perempuan.

Agen Pharos ditugaskan untuk menyelidiki laporan konten ilegal, termasuk penipuan, terorisme, dan pornografi anak, dan meneruskan contoh-contoh yang dapat dibuktikan kepada pihak berwenang terkait untuk mendapatkan hukuman.

Beberapa kasus pengadilan terhadap produser film porno dilaporkan sedang berlangsung dalam sistem peradilan Perancis, dengan dakwaan yang mencakup pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyiksaan. Namun, laporan tersebut menegaskan bahwa retribusi sedikit demi sedikit saja tidak cukup.

“Untuk beberapa lusin korban yang kasusnya sampai ke sistem peradilan, ada jutaan video yang tidak diperiksa beredar, yang berisi kekerasan dan kebencian misoginis, hingga ketidakpedulian umum,” jelas laporan itu.

Sylvie Pierre-Brossolette, direktur kelompok kesetaraan gender, menggandakan kesimpulan laporan tersebut kepada radio France Inter pada Rabu, mengecam industri film dewasa sebagai pabrik pemerkosa dan pembunuh perempuan di masa depan, yang harus ditutup.

“Tidak ada pembenaran pada tahun 2023 untuk menoleransi tindakan melanggar hukum dan penyiksaan yang tak tertahankan ini, terutama jika tindakan tersebut dapat dilihat oleh anak di bawah umur," katanya.

Laporan tersebut mengutip angka yang baru-baru ini dirilis oleh regulator Arcom yang menunjukkan lebih dari setengah (51 persen) anak laki-laki Perancis berusia 12 tahun mengakses pornografi setiap bulan, sementara sepertiga anak perempuan Perancis telah melihat konten tersebut. Hal ini, katanya, melanggengkan budaya kekerasan seksual yang mengorbankan perempuan.

Kelompok ini kemudian menganjurkan program pendidikan seks bagi anak di bawah umur untuk memasukkan beberapa sesi tentang kejahatan pornografi.

Mereka juga menyerukan pelarangan anak di bawah umur untuk mengakses platform tersebut serta mengenakan denda besar dan pemblokiran konten di situs-situs yang tidak memiliki kontrol usia yang efektif. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA