Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg memperingatkan, jika Kyiv berhenti berperang, negara mereka tidak akan ada lagi.
Hal itu ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan sekelompok media Jerman yang diterbitkan pada Minggu (17/9), seperti dimuat
Kyiv Post.
“Sebagian besar perang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan saat pertama kali dimulai. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk perang jangka panjang di Ukraina," ujarnya.
“Kami semua mengharapkan perdamaian secepatnya. Namun pada saat yang sama, kita harus menyadari jika Presiden Zelensky dan Ukraina berhenti berperang, negara mereka tidak akan ada lagi," jelasnya.
Perang ini dimulai pada Februari 2022 ketika Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, sehingga menimbulkan perang kembali di Eropa untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Sekarang sudah memasuki bulan ke-19.
Kyiv melancarkan serangan balasannya pada bulan Juni, melawan posisi Rusia yang sudah mengakar di selatan dan timur, namun sejauh ini mereka hanya mencapai kemajuan yang terbatas.
“Jika Presiden Putin dan Rusia meletakkan senjata mereka, kita akan mencapai perdamaian.”
Mengenai ambisi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi tersebut, Stoltenberg mengatakan Kyiv akan bergabung dengan NATO pada akhirnya.
"Tidak ada keraguan bahwa Ukraina pada akhirnya akan bergabung dengan NATO," tegasnya.
BERITA TERKAIT: