Laporan itu dikeluarkan badan PBB, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), pada Rabu (13/9). IOM menyebut banjir yang merendam kota pelabuhan Derna itu telah menewaskan lebih dari 5.000 jiwa.
"Banjir yang terjadi akibat dua bendungan di Derna yang jebol itu telah menyebabkan 5.300 orang tewas, dan setidaknya 34 ribu orang telah mengungsi," bunyi laporan yang dikeluarkan IOM.
Berdasarkan laporan yang dimuat
The Week, IOM lebih lanjut mengatakan bahwa bantuan sulit didapatkan karena sebagian besar jalanan di wilayah tersebut masih terendam banjir, terputus, atau rusak parah.
Seorang jurnalis Libya yang diwawancarai oleh
BBC menggambarkan situasi di negara itu ini "seperti hari kiamat," sedangkan pejabat Palang Merah melaporkan bahwa sedikitnya 10 ribu orang hingga kini masih belum ditemukan.
Saat ini, tim yang bertugas dikabarkan sedang kesulitan melakukan upaya identifikasi korban, di tengah operasi pencarian yang masih terus dilakukan.
"Mayat-mayat menumpuk di kuburan dan sangat sedikit orang yang selamat yang dapat mengidentifikasi mereka," kata perwakilan pemerintah timur, Tariq al-Kharraz, seraya menambahkan bahwa sebagian besar mayat banyak yang tersapu ke laut.
Menurut keterangan Menteri Negara Urusan Kabinet Libya, Adel Juma, Komite Martir telah dibentuk untuk mengidentifikasi orang-orang yang hilang, dan akan menerapkan prosedur untuk mengidentifikasi dan menguburkan mereka sesuai dengan hukum dan standar syariah.
BERITA TERKAIT: