Mengutip
Reuters pada Kamis (17/8), survei online tersebut dilakukan secara nasional dan berhasil mengumpulkan responden dewasa sebanyak 1.005 orang dalam dua hari.
Disebutkan bahwa 47 persen responden mendukung rencana penutupan aplikasi video milik perusahaan raksasa teknologi asal China, ByteDance.
Sementara sisanya, 36 persen menentang pelarangan dan 17 persen mengatakan mereka tidak tahu.
Survei tersebut juga mengumpulkan responden dari 443 orang pendukung partai Demokrat dan 346 Republik.
Dalam kategori tersebut, jumlahnya cukup signifikan, dimana 58 persen dari partai Republik mendukung pelarangan, sementara dari partai demokrat hanya 47 persen.
Survei tersebut juga mengungkapkan kekhawatiran yang mendalam di antara orang Amerika tentang pengaruh global China di tengah hubungan diplomatik yang mencapai titik terendah.
Maret lalu, Direktur FBI Christopher Wray menuduh China menggunakan aplikasi TikTok untuk mengawasi dan mengontrol konten dengan tujuan memecah belah Amerika.
Pejabat tinggi intelijen AS lainnya, termasuk Direktur CIA William Burns, juga menyebut TikTok merupakan ancaman.
TikTok merupakan aplikasi video terkenal yang telah digunakan oleh puluhan juta orang Amerika.
Saat ini mereka tengah menghadapi wacana dari anggota parlemen AS yang menganjurkan agar aplikasi itu dilarang secara nasional karena dikhawatirkan mengancam keamanan nasional.
BERITA TERKAIT: