Hal itu disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan pemerintah pada Rabu (19/7), mengatakan bahwa kesepakatan saat ini telah kehilangan semua makna.
Ini adalah pertama kalinya pemimpin Rusia berkomentar sejak Moskow minggu ini keluar dari kesepakatan penting, yang memungkinkan perjalanan kapal kargo yang aman dari pelabuhan Laut Hitam.
"Kelanjutan kesepakatan biji-bijian dalam bentuknya saat ini telah kehilangan semua maknanya," kata Putin, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (20/7).
"Tentu saja kami akan mempertimbangkan kemungkinan untuk kembali ke sana - tetapi hanya dengan satu syarat: jika semua prinsip di mana Rusia setuju untuk berpartisipasi dalam kesepakatan itu sepenuhnya diperhitungkan dan dipenuhi," katanya.
Dia menyebut penarikan sanksi atas pasokan biji-bijian dan pupuk Rusia ke pasar dunia sebagai salah satu syarat utama.
Moskow selama berbulan-bulan mengeluh bahwa kesepakatan terkait untuk mengizinkan ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dihormati.
Putin mengatakan Rusia telah menunjukkan toleransinya dengan memperpanjang kesepakatan beberapa kali.
Namun, dia menuduh negara-negara Barat menggunakan kesepakatan itu untuk pemerasan politik.
"Alih-alih membantu negara-negara yang benar-benar membutuhkan, Barat menggunakan kesepakatan biji-bijian untuk pemerasan politik dan mengubahnya menjadi alat untuk memperkaya perusahaan transnasional dan spekulan di pasar biji-bijian global," kata Putin.
Kesepakatan biji-bijian, yang ditengahi oleh PBB dan Turki, telah memungkinkan ekspor lebih dari 32 juta ton biji-bijian Ukraina selama setahun terakhir.
BERITA TERKAIT: